Motivasi Indonesia

Motivasi Indonesia

Rabu, Agustus 20, 2008

Hati Sumber Inspirasi Dan Motivasi

Oleh: Eko Jalu Santoso, www.ekojalusantoso.com

Menyusul beredarnya buku saya “Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani” yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, banyak sekali tanggapan dan komentar yang saya terima melalui email, SMS maupun telepon. Beberapa komentar bertutur bagaimana mereka terinspirasi setelah membaca buku ini, merasa diingatkan untuk kembali pada hati nurani dan beberapa yang lain mengatakan seringkali merasa diselamatkan oleh suara hati nuraninya. Bahkan saya menerima beberapa undangan permintaan untuk berbicara mengenai tema hati nurani ini. Ada teman yang berprofesi sebagai trainer bertutur merasa terinspirasi dengan buku “Heart Revolution” ini dan menggunakannya sebagai referensi dalam menyampaikan training-trainingnya.

Saya tidak menduga mendapatkan response yang begitu banyak mengenai bahasan tema hati nurani ini. Karena ketika pertama kali hendak menulis buku dengan topik hati nurani, ada semacam keraguan, apakah ada orang yang tertarik menelusuri lorong-lorong hati. Apakah ada orang yang tertarik membaca tulisan dengan topik hati nurani, ditengah arus kehidupan modern yang cenderung mengedepankan konsumerisme dan nilai-nilai materialisme. Apakah tema hati nurani menarik, ditengah-tengah ratusan bahkan ribuan buku yang membahas bagaimana meraih kaya raya dengan cepat, meraih sukses karier dan bisnis dengan instant dan lain sebagainya.

Ternyata diluar dugaan saya, ada banyak sekali orang-orang yang sebenarnya dahaga ingin menelusuri lorong-lorong hati, di tengah kehidupan yang mengedepankan nilai-nilai materialisme dewasa ini. Dari berbagai email dan tanggapan yang saya terima, seolah-olah mereka hendak bertutur bahwa tidak sedikit orang yang sesungguhnya menyadari akan adanya kekuatan suara hati nurani dalam dirinya. Masih banyak orang yang sesungguhnya menyadari akan batas-batas egoisme, individualisme, hedonisme dan materialisme yang seringkali membelenggu dirinya. Masih banyak orang yang dahaga akan kedamaian dan keindahan hati, sehingga ingin kembali pada hati nuraninya.

Barangkali diantara Anda ada yang bertanya mengapa mesti kembali mendengarkan suara hati nurani ? Bukankah sekarang ini banyak orang, motivator, trainer, pembicara dan buku-buku yang membahas kedahsyatan pikiran positif dalam membawa pada kesuksesan ?. Marilah saya ingin mengajak Anda semua untuk melihat lebih dalam lagi. Bukan hanya mengandalkan pada otak dan akal pikiran semata, tetapi melengkapinya dengan mendengarkan suara hati nurani. Karena sesungguhnya hati adalah rajanya. Sedangkan otak atau pikiran manusia itu tunduk sepenuhnya kepada apapun perintah sang hati. Wacana kembali mendengarkan suara hati dan menggunakannya sebagai “pusat orbit” kehidupan sesungguhnya adalah pijakan yang lebih kokoh.

Tengoklah para pemimpin kehidupan yang menggunakan hati nurani dalam kepemimpinannya, seperti Muhammad Yunus misalnya. Ia mampu membesarkan Grameen Bank dan meraih hadiah Nobel karena visinya yang dilandasi oleh suara hati nurani. Mereka para pemimpin kehidupan yang dilandasi hati nurani, meskipun mungkin raganya sudah hancur, namun nilai-nilai kepemimpinannya tetap dikenang dan digunakan dalam kehidupan ini. Seperti misalnya Imam Al-Gazali, Mahadma Gandhi, Budha Gautama, Bunda Theresa. Ide dan tata nilai kehidupan yang diwariskannya masih hidup dan dikenang orang sampai dengan sekarang.

Semua yang dialami oleh manusia, sesungguhnya diawali dari hati yang kemudian memerintahkan otak atau akal pikiran. Otak atau pikiran akan memproses dan selanjutnya memerintahkan panca indra untuk bekerja sesuai dengan apa yang diyakini dari hatinya. Sedangkan panca indra kita tentu inginkan menikmati yang enak-enak semuanya. Mulut inginnya makan yang enak-enak. Mata inginnya melihat yang indah-indah. Tangan, kaki, telinga inginnya selalu merasakan yang enak dan indah-indah. Sehingga tubuh dan jiwa kita ini seperti selalu ditarik-tarik oleh panca indra untuk selalu menikmati yang indah dan enak-enak. Akibatnya kalau tidak dikendalikan oleh hati dan pikiran, maka menghalalkan segala cara untuk memperoleh kenikmatan.

Belajar dari sini sesungguhnya siapa yang dapat mendengarkan suara hati, akan mampu mengendalikan pikirannya dan artinya mampu mengendalikan kelima panca indranya. Dengan demikian mereka yang mendengarkan suara hati tidak akan mudah terjerumus dalam berbagai tindak penyelewengan, menghalalkan segala cara, tindakan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan lain sebagainya. Karena hatilah sumber inspirasinya dan sumber energi motivasinya. Dengan demikian, tidak ada lagi yang meragukan kalau hati manusia adalah aset yang paling berharga.

Mendengarkan suara hati dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar atau “unconcius mind” yang seringkali merupakan sebuah sugesti, sehingga melahirkan inspirasi dan energi motivasi dahsyat yang mengalir membakar semangat Anda. Energi dan kreativitas yang bersumber dari suara hati ini perlu dibangkitkan agar mengalir mencari jalan untuk mendorong cita-cita tertinggi Anda. Maka dengarkan dan ikutilah suara hati yang bersumber dari Tuhan Sang Maha Besar.

Memang, mengikuti suara hati, menelusuri lorong hati atau menuliskan tema buku mengenai hati nurani tidak langsung membuat kita menjadi kaya raya. Tidak juga mendadak sontak menjadikan kita terkenal atau begitu hebatnya. Tetapi ketika menelusuri lorong-lorong hati nurani, mengikuti bisikan suara hati nurani ada semacam kesejukan, kebahagiaan dan kedamaian yang mengalir dalam diri. Hal ini bisa menjadi semacam pencerahan dan memperkaya jiwa kita. Kalau hidup dapat meraih kekayaan jiwa, maka tubuh dan jiwa kita akan dapat terbang tinggi menuju kesuksesan dunia dan mencapai kearifan dan kemuliaan. Karena ide-ide, imajinasi, fantasi, inspirasi dan motivasi yang mengalir keluar senantiasa bersumber dari nilai-nilai mulia dan kearifan hati nurani. SEMOGA BERMANFAAT !

*** Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan penulis buku “The Art of Life Revolution” dan “Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani”, keduanya diterbitkan Elex Media Komputindo.

Tidak ada komentar: