Motivasi Indonesia

Motivasi Indonesia

Jumat, Juli 25, 2008

Sekedar Trend Atau Kesadaran ?

Hari Jumat pagi ini, ketika memasuki ruang kantor, saya menemukan suasana yang berbeda di antara teman-teman kantor kami. Banyak teman-teman kantor, khususnya yang perempuan tampil berbeda dengan baju batik warna-warnai untuk bekerja. Suasana kantor menjadi sedikit berbeda, hingga ada teman yang menyindir seperti berada di kantor BUMN atau bahkan ada yang mengatakan seperti mau ada acara kondangan atau mau ngasih santunan anak yatim….he..he.....

Kalau dulu menggunakan pakaian batik hanya terlihat dalam acara-acara pesta, undangan-undangan pernikahan, acara kegiatan seremonial lainnya maupun utnuk seragam anak sekolah. Kini nampaknya mulai berubah, batik tidak lagi hanya digunakan saat pesta, melainkan mulai banyak digunakan dalam berbagai kegiatan sehari-hari lainnya. Mulai dari seragam sekolah dan bahkan sampai dengan untuk kegiatan kerja. Menggunakan batik untuk ke kerja sebenarnya sudah sering dilakukan oleh pegawai BUMN, tetapi akhir-akhir ini saya melihat mulai banyak pegawai lainnya yang menggunakan batik untuk kerja.

Apakah ini hanya sekedar trend sesaat ? Ataukah karena kesadaran untuk perlu melestarikan dan membudayakan karya batik nusantara ? Atau mungkin trend karena dipicu oleh provokasi negara tetangga yang beberapa kali mengklaim Budaya milik nusantara ?

Menurut saya, apapun jawabannya, keadaan ini pantaslah untuk disyukuri bahwa batik sudah memiliki tempat terhormat di hati kalangan muda kita. Batik mulai diterima luas bukan hanya untuk kegiatan acara tertentu, tetapi tidak segan lagi untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari maupun untuk kerja. Trend menggunakan batik bisa bermakna luas, selain dapat menghidupkan industri-industri batik di daerah, juga berarti ikut melestarikan budaya bangsa dan memiliki rasa kebanggaan akan produk bangsa sendiri.

Kalau hal ini ditangkap sebagai sebuah peluang, dalam jangka panjang akan dapat menjadi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, khususnya bagi berkembangnya usaha batik lokal. Karena produksi batik pada umumnya dilakukan oleh pengusaha lokal di daerah. Kalau penggunakan batik untuk kerja dibudayakan dan dikembangkan di seluruh nusantara, bukan tidak mungkin di masa mendatang industri batik lokal akan mampu bertumbuh lebih besar dan menyerap semakin banyak lapangan kerja. Bahkan bisa menjadi tambahan penghasilan bagi sebagian orang yang senang berdagang batik di kantoran……..he..he..

Di tengah maraknya persaingan pasar global yang terus menyerbu Indonesia, membudayakan menggunakan batik untuk pakain kerja adalah salah satu cara yang tepat untuk menghidupkan industri batik lokal agar tidak terlindas mati oleh persaingan pasar global. Wah…..saya jadi kepingin ikut berbatik juga ah…….! Bagaimana dengan Anda……?

Salam Berbatik Ceria…….!

Eko Jalu Santoso, www.ekojalusantoso.com

Jumat, Juli 18, 2008

Hadiah Paling Berharga

Oleh Eko Jalu Santoso

Ketika masih bekerja sebuah perusahaan di Yogyakarta dulu, saya memiliki seorang anak buah yang sekaligus menjadi sahabat yang amat mengagumkan. Dari segi pendidikan formal ia hanya tamatan sekolah menengah, tetapi karena kematanagn pengalaman hidupnya, seringkali nasehat-nasehat maupunan keteladanan hidupnya membuat saya terkagum-kagum. Meskipun saya sudah berpindah perusahaan, sahabat ini seringkali masih menghubungi saya melalui telepon atau sekedar SMS.

Di rumah saya memiliki banyak sahabat yang amat mengagumkan. Sahabat-sahabat saya yang juga tetangga ini, seringkali menelepon, mengirim SMS dan bahkan menyempatkan diri berkunjung ke rumah. Tidak untuk memberikan ceramah, atau menasehati tetapi ada yang hanya sekedar ingin menyapa, ada yang ingin bertukar cerita atau bahkan ada yang datang hanya untuk mendengar. Seperti kemarin malam, seorang sahabat yang menjadi direktur pemasaran sebuah perusahaan asuransi besar, tiba-tiba menelepon dan datang berkunjung ke rumah hanya ingin bertukar cerita.

Di kantor di Jakarta, saya juga memiliki beberapa orang sahabat yang mengagumkan. Ia seringkali datang ke meja saya hanya untuk mendengar atau berbagi cerita. Meskipun ada sahabat saya kini sudah berpindah kantor, ia masih tetap menelepon, beremail atau sekedar SMS untuk mendengar kabar saya.

Di berbagai milis saya juga memiliki banyak sahabat-sahabat yang mengagumkan. Sahabat-sahabat ini seringkali membalas email saya hanya untuk menanggapi tulisan saya, mebesarkan hati saya dengan mengatakan mengagumi tulisan-tulisan saya, atau sekedar mengatakan senang dengan inspirasi dan motivasi dari tulisan-tulisan saya. Ada beberapa sahabat milis yang juga mengirimkan email bercerita masalahnya dan ingin mendengar masukan dan nasehat-nasehat saya. Bahkan beberapa orang sahabat milis yang menjadi Motivator mengagumkan, beberapa kali mengundang saya untuk mengikuti seminarnya ( yang nilainya ratusan ribu rupiah sekali datang) dengan GRATIS.

Ketika buku pertama saya “The Art of Life Revolution” dan buku kedua saya “Heart Revolution” terbit dan telah beredar di toko-toko buku terkemuka di Indonesia, ada banyak sahabat-sahabat saya di luar kota yang melihat buku saya kemudian menelepon saya atau mengirimkan SMS mengucapkan selamat. Seorang sahabat sejak SMA yang sudah menjadi Doktor dan menjadi dosen di Gadjah Mada menelepon saya mengatakan bahwa senang memiliki sahabat yang mau berbagi ilmu dan pemikiran untuk orang lain. Bahkan seorang sahabat yang kini menjadi direktur sebuah perusahaan kontraktor di Surabaya menelepon saya dan mengatakan “bangga menjadi sahabat saya.”

Sahabat semuanya, apa yang mau saya tuturkan dengan semua ini, sesungguhnya adalah memiliki sahabat adalah hadiah paling berharga yang bisa kita berikan pada diri kita sendiri. Sahabat adalah mahluk yang amat berguna, makhluk yang amat dibutuhkan dalam menemani perjalanan kehidupan kita, khususnya ketika menerima pengalaman-pengalaman menyakitkan. Memang tidak semua sahabat pandai dalam memberikan nasehat, tetapi dengan kesediaannya untuk mendengar adalah permata berharga bagi diri kita. Kesediaannya untuk berbagi empati, bernasehat dan bertukar cerita adalah hadiah terbaik yang diberikan untuk diri kita.

Kehidupan tidak selalu mendatangkan hal-hal yang sesuai dengan yang kita harapkan. Meskipun kita seringkali berdoa untuk dijauhkan dari keadaan sulit dan diberikan banyak kemudahan, namun seringkali kesulitan tetap datang. Sekencang apapun usaha kita menjauhi masalah dan kesulitan, namun kadang ia tetap berkunjung datang menyentuh badan dan jiwa kita. Mungkin masalah kesulitan dalam karier, kesulitan dalam berumah tangga, masalah kesehatan, keuangan atau kehidupan pribadi yang diguncang badai. Ketika menerima keadaan seperti ini, senyuman penerimaan, ungkapan empati, nasehat menguatkan dan penghiburan dari para sahabat adalah hadiah terbaik yang sangat diperlukan.

Maka pantas untuk kita renungkan bersama, kalau kita perlu menabung perhatian, banyak berinvestasi kebaikan, senang berbagi empati, mau berbagi cinta dan kasih sayang, untuk para sahabat-sahabat kita. Bukan berarti memberi untuk mengharapkan imbalan nantinya seperti dalam berdagang, melainkan seperti yang sudah saya ceritakan diatas dengan banyak memberi kita menciptakan imbalan bagi diri kita sendiri. Dalam dunia persahabatan, seseorang yang dapat memberi kepada sahabatnya apakah itu sekedar senyuman, ungkapan empati, tulisan motivasi, nasehat kebaikan sesungguhnya akan merasakan kebahagiaan bagi diri kita sendiri. Kita akan mengalami apa yang disebut dengan “the joy of giving.”

Bercermin dari kenyataan inilah, maka saya lebih senang memusatkan diri untuk mencari dan membina banyak sahabat dibandingkan dengan mencari teman. Dalam berbagai kesempatan saya berusaha untuk menjadi sahabat dan mendapatkan banyak sahabat bukan hanya teman. Sahabat memang tidak akan sebanyak teman, karena tidak semua teman bisa menjadi sahabat kita. Tetapi meskipun tidak sebanyak teman, sahabat tetaplah makhluk yang dapat menjadi HADIAH PALING BERHARGA BAGI DIRI KITA.

Ketika membuka email di pagi hari, seorang sahabat yang seringkali membaca tulisan-tulisan saya yang saya kirimkan melalui email atau milis, ia membalas email saya dengan menuliskan tulisan sederhana : 'saya bangga jadi sahabat Anda'. Ketika membuka email, seorang sahabat yang lain membalas email saya dengan mengatakan ‘terimakasih telah menginspirasi saya.’ Inilah hadiah yang paling berharga yang bisa dihadiahkan bagi diri kita sendiri. Bagaimana dengan Anda ? SEMOGA BERMANFAAT !

*** Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan Penulis Buku “The Art of Life Revolution” dan buku “Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani”, Keduanya Diterbitkan Elex Media Komputindo.

Kamis, Juli 17, 2008

Luangkan Waktumu

Oleh: Eko Jalu Santoso

Ilmu adalah sumber kebijaksanaan, Ilmu meninggikan derajat kemuliaan Ilmu adalah perisai kerendahan dan kehinaan Maka luangkan waktumu untuk menuntut ilmu Luangkan waktumu untuk membaca buku….

Akal pikiran adalah anugerah tak ternilai Pikiran adalah sumber kekuatan tak terbatas Pikiran adalah bekal kesempurnaan manusia Maka luangkan waktumu untuk berpikir Memberdayakan akal pikiranmu…

Berkarya adalah nilai keberhasilan manusia Bekerja adalah jalan mencapai kesuksesan Mencipta adalah kekuatan manusia Maka luangkan waktumu untuk bekerja Luangkan waktumu untuk mencipta dan berkarya Agar hidupmu menjadi lebih bermakna

Hati adalah sumber keikhlasan Ikhlas adalah sumber kemuliaan manusia Hati tempat bersemayamnya sifat-sifat kemuliaan Kemuliaan adalah derajat tertinggi kehidupan Maka luangkan waktumu untuk memperkaya hati Dengan menjaga kejernihan dan keikhlasan

Memberi adalah imbalan bagi kekayaan diri sendiri Memberi adalah jalan menuju kebahagiaan Memberi adalah bagian dari beramal ibadah Maka luangkan waktumu untuk banyak memberi Sediakan waktumu untuk banyak beramal Karena memberi dan beramal adalah kunci menuju surga-Nya

Berdoa adalah ikhtiar batin tertinggi di bumi Berdoa adalah sumber kekuatan luar biasa Maka luangkan waktumu untuk berdoa kepada-Nya Hadirkanlah Tuhan dalam setiap langkah kehidupanmu Karena Tuhan adalah penolong terbaik kita

Salam Motivasi Sukses Mulia, Eko Jalu Santoso | Founder Motivasi Indonesia

Kamis, Juli 10, 2008

Moving Toward Something

Oleh: Eko Jalu Santoso

Banyak orang menginginkan keadaannya berubah menjadi lebih baik dari apa yang dirasakannya saat ini. Ada sebagian yang karena terpaksa harus meninggalkan keadaannya yang dirasakan tidak mengenakkan baginya saat ini, ada sebagian lainnya yang dengan kesadaran dirinya untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik, dan ada sebagian lainnya karena memiliki keinginan untuk menuju sesuatu keadaan yang lebih baik. Apapun alasannya, yang terpenting adalah memiliki keberanian diri untuk menuju sesuatu yang lebih baik. Memiliki keberanian bertindak untuk mengubah keadaannya atau bertumbuh menjadi lebih baik. Karena hanya dengan keberanian bertindak itulah yang akan mengantarkan seseorang menjadi bertumbuh lebih baik dari keadaannya sekarang ini.

Tidak ada orang yang dapat bertumbuh menjadi lebih baik tanpa berani mengupayakan perubahan keadaan yang lebih baik dari keadaannya sekarang ini. Tidak ada orang yang berhasil mencapai sesuatu yang lebih baik, tanpa berani bertindak meninggalkan keadaannya sekarang ini.

Sahabat yang baik, kalau kita ingin berhasil memenuhi tuntutan keinginan kita untuk menuju sesuatu yang lebih baik, kita harus mampu berpikir, bersikap dan bertindak menuju sesuatu yang lebih baik dari apa yang bisa kita lakukan sekarang ini. Kalau demikian maka diperlukan kesediaan diri kita untuk terus belajar dan belajar meningkatkan kualitas diri kita. Misalnya, saat ini Anda adalah seorang supervisor, kalau Anda ingin menjadi manajer, maka Anda harus mampu berpikir, bersikap dan bertindak seperti seorang manajer. Kalau Anda menjadi manajer dan ingin menjadi direktur, maka diperlukan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak sebagai seorang direktur. Kalau Anda saat ini adalah karyawan dan ingin menjadi seorang pengusaha, diperlukan kemampuan Anda untuk berpikir, bersikap dan bertindak sebagai seorang pengusaha.

Cara terbaik untuk terus bertumbuh lebih baik adalah dengan berusaha menjadi lebih baik dibandingkan sekarang ini. Cara terbaik untuk menuju tingkatan lebih tinggi adalah dengan berusaha menjadi lebih tinggi dari sekarang. Cara terbaik untuk naik kelas lebih tinggi adalah dengan meninggalkan kelas kita sekarang ini.

Menurut Anthony Robbins yang disampaikan dalam bukunya Unlimited Power, pada dasarnya tujuan hidup setiap orang itu bisa digolongkan dalam dua tujuan, yaitu “Moving Away” atau menghindari sesuatu dan “Moving Toward Something” atau menuju sesuatu. Mereka yang tujuan hidupnya moving away, pada umumnya hanya ingin meninggalkan hal-hal yang tidak diinginkannya saat ini. Seperti karena saat ini miskin maka ia tidak ingin miskin, karena saat ini menderita maka ia tidak ingin menderita, karena saat ini hidupnya susah maka ia tidak ingin susah hidupnya. Tetapi ketika ditanya lebih detail apa tujuan sukses yang ingin diraihnya, ia tidak dapat menggambarkan dengan jelas. Baginya berhasil menghindari keadaanya sekarang berarti sudah berhasil mencapai tujuannya. Akibatnya orang-orang seperti ini cepat merasa puas dan hanya menjadi orang kebanyakan. Ia merasa cukup puas ketika sudah berhasil menghindari keadaanya, merasa tujuan hidupnya sudah tercapai. Namun ia tidak menyadari bahwa potensi dirinya bisa menjadi lebih baik lagi dari apa yang dicapainya saat ini.

Berbeda dengan mereka yang memiliki tujuan hidup moving toward something. Mereka kalau ditanya tujuan hidupnya, akan menjawab dengan tegas mengenai hal-hal yang mereka INGINKAN untuk dicapai dalam hidupnya, hal-hal yang ingin mereka raih dalam hidupnya. Misalnya ingin berhasil menjadi manajer, ingin menjadi direktur, ingin menjadi pengusaha sukses, ingin menjadi pimpinan cabang, ingin menjadi menteri, ingin hidupnya lebih berkualitas, ingin hidupnya lebih bermakna bagi banyak orang lain dan lain sebagainya. Ia menginginkan selalu bertumbuh menuju keadaan yang lebih baik, bertumbuh menjadi bintang dan meraih apa yang ingin mereka cita-citakan dalam hidupnya. Berani mengambil resiko perubahan untuk meraih keadaan baru yang lebih baik.

Bagaimana agar kita dapat selalu bertumbuh menuju sesuatu atau moving toward something yang lebih baik dari keadaan kita saat ini ? Berikut ini beberapa pertimbangan untuk keberhasilan kita agar selalu bertumbuh menuju sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan kita.

  1. Berpikir, bersikap dan bertindaklah bahwa Anda harus selalu bertumbuh lebih baik dari keadaaaan Anda sekarang ini untuk mencapai kebintangan dalam hidup Anda. Hal ini sejalan dengan apa yang dinasehatkan oleh Nabi Muhammad saw agar kita selalu berusaha menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini agar termasuk golongan orang yang beruntung.
  2. Belajar dan terusnya belajar mengembangkan diri agar dapat berpikir, bersikap dan bertindak lebih baik dari sekarang ini. Continues learning and never ending improvement atau terus belajar dan tidak pernah berhenti memperbaiki kualitas diri kita.
  3. Tanamkan keyakinan dalam hati dan pikiran bahwa Anda dapat bertumbuh lebih baik lagi mengalahkan keadaan anda sekarang ini.
  4. Tetapkan tujuan tertinggi yang ingin Anda capai dengan alasan yang kuat yang dapat menjadi pendorong semangat dan motivasi dari dalam diri Anda bahwa tujuan itu adalah hak Anda yang harus anda raih dalam hidup ini.
  5. Berani melakukan sesuatu yang baru yang lebih baik dari apa yang Anda lakukan sekarang ini. Anda tidak akan pernah tahu kalau Anda mampu melakukan yang lebih baik tanpa berani mencoba melakukannya.
  6. Untuk mewujudkan impian Anda, yang paling penting adalah berani mengambil tindakan secepatnya. Jangan tunda lagi untuk berani melakukan sesutu yang Anda yakini akan membawa kebaikan dalam hidup Anda. Jangan hanya menyimpan impian dalam angan-angan dan pikiran, tetapi laksanakan dalam tindakan nyata.
  7. Jangan pernah lupa menghadirkan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dalam setiap langkah dan tindakan yang kita lakukan. Yakinlah bahwa Allah adalah penolong terbaik kita. Serahkanlah setiap yang sudah kita lakukan hanyalah pada ridha dan ijin Allah semata. InsyaAllah kekuatan dan kasih sayang Allah akan hadir dalam setiap langkah kehdiupan kita.

SEMOGA BERMANFAAT. Salam Motivasi Sukses Dan Mulia.

*** Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia (motivasiindonesia@yahoogroups.com) dan Penulis Buku The Art of Life Revolutiondan Heart Revolution: Revolusi Hati Nurani”, Keduanya diterbitkan Elex Media Komputindo

Rabu, Juli 09, 2008

Pemimpin Rendah Hati

”Setelah diumumkan pengangkatannya menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz kemudian menyendiri di rumahnya dan beliaupun tak mau keluar menemui seseorang. Dalam kesendirian itu, beliau menghabiskan waktu dengan bertafakkur, berdzikir, dan berdoa kepada Tuhan. Pengangkatannya sebagai Khalifah atau pemimpin tidak disambutnya dengan pesta kemenangan, tetapi justru dengan melakukan introspeksi diri.

Tiga hari kemudian barulah beliau keluar rumah. Para pengawal menyambutnya, hendak memberi hormat. Umar malah mencegahnya. “Kalian jangan memulai salam kepadaku, bahkan salam itu kewajiban saya kepada kalian.” Itulah perintah pertama Khalifah kepada pengawal-pengawalnya.

Ketika Khalifah Umar datang dalam pertemuan dengan para pembesar negeri, para tokoh masyarakat dan hadirin yang telah menunggunya terdiam dan serentak bangkit berdiri memberi hormat kepada Khalifah Umar. Apa kata beliau? “Wahai sekalian manusia, jika kalian berdiri, saya pun berdiri. Jika kalian duduk, saya pun duduk. Manusia itu sebenarnya hanya berhak berdiri di hadapan Rabbul-‘Alamin.”

Itulah yang dikatakan pertama kali Khalifah Umar kepada umat yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin Khalifah Umar bisa dengan mudah mendapatkan penghormatan dan kemewahan. Namun, ternyata Umar tidak serta merta meneruskan budaya kepemimpinan yang sebenarnya menguntungkannya dirinya secara pribadi itu. Beliau tak mau dihormati berlebihan, melainkan memilih sikap rendah hati dan sederhana dalam memimpin umatnya. Hasilnya, kepemimpinannya dikenang dengan penuh rasa hormat dan mewariskan nilai-nilai kebajikan.

Seorang pemimpin dalam bidang apapun, apakah dalam bisnis, pemerintahan, smayarakat maupun lainnya, sebaiknya menyadari bahwa kedudukan dan jabatan yang disandangnya sesungguhnya adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, baik kepada anggota yang dipimpinnya maupun kepada Tuhan. Maka ketika berhasil menduduki posisi pimpinan, apakah dalam pemerintahan, Bisnis, masyarakat, maupun organisasi lainnya, sebaiknya tidak melalaikan amanah sebagai pemimpin yang melayani anggota dan masyarakat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin, perlu mengembangkan sikap kepemimpinan yang melayani atau dalam istilahnya sekarang adalah “servant leader” .

Sayangnya dewasa ini banyak sekali pemimpin yang kurang menyadari amanahnya dan lebih berorientasi pada tujuan pragmatisme dan nilai-nilai kemewahan seperti mengejar harta kekayaan. Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai kemewahan dan materialisme, akan cenderung dikendalikan oleh nafsu dan ego pribadinya. Maka tidak heran ketika sedang memegang kekuasaan, yang dipikirkan adalah apa yang dapat diambil dengan posisinya saat ini, apa yang dapat diperoleh bagi keuntungannya dari orang lain, bukan bertanya apa kebaikan yang dapat diberikan pada orang lain.

Pemimpin yang berorientasi pada nilai-nilai materialisme dan kemewahan duniawi, cenderung mudah menyalahgunakan kekuasaan untuk tujuan kepentingan pribadinya, untuk tujuan kekayaan harta. Bagaimana akhir kehidupan mereka? Banyak diantara mereka yang masa tuanya tidak hidup damai, malah gundah gulana karena dijerat hukum. Karena sesungguhnya meraih kemuliaan dengan dibungkus materi hanyalah semu dan tipuan belaka.

Pemimpin seperti ini menganggap bahwa melayani orang lain dirasakan sebagai suatu kerendahan baginya, seolah yang harus melakukan adalah orang-orang rendahan. Padahal melayani inilah sesungguhnya misi mulia yang sebenarnya diamanahkan Allah kepada setiap hamba-Nya yang hidup di dunia ini, sebagai “Khalifah” di bumi.

Menjadi pemimpin yang rendah hati dan mengedepankan kesederhanaan adalah landasan bagi keberhasilan yang penuh makna. Dalam dunia bisnis misalnya, kita dapat belajar dari para pemimpin bisnis atau CEO dunia seperti Konosuke Matsushita, Soichiro Honda, Anita Rhodick dan lainnya. Dalam kehidupan kita mengenal para pelopor kehidupan seperti Mahadma Gandhi, Bunda Therea, Imam Al-Gazali dan lain sebagainya. Mendengar nama-nama mereka semua sungguh menggetarkan hati kita semua. Apakah mereka semuanya berhasil karena kepemimpinan dengan kemewahannya ? Belajar dari kisah sukses mereka, kita akan menemukan sikap yang rendah hati, sikap sederhana dan senang melayani orang lain. Mereka senang mengabdikan hidupnya untuk melayani dan menyumbangkan hartanya untuk kemanusiaan. Kebajikan yang diwariskan dari kepemimpinan menjadikan nama-nama mereka dikenang harum sampai sekarang.

Memang tidak mudah untuk selalu rendah hati dan memiliki mentalitas melayani dari hati. Apalagi kalau kita memiliki kedudukan sebagai eksekutif, CEO, pemimpin Bisnis, pemimpin pemerintahan, pemimpin masyarakat atau pemimpimpin lainnya yang memiliki kesempatan dilayani dengan kemewahan yang terbuka di depan mata. Kalau manusia terjebak pada dorongan memperturutkan kepentingan nafsu duniawi dan egoisme pribadi semata, pasti akan mementingkan kepentingan sendiri dan maunya justru dilayani dengan kemewahannya.

Seorang pemimpin yang rendah hati dalam bekerja ia akan senantiasa berpikir bagaimana dapat mensejahterakan anggota yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik dapat menjadi teladan dan menginspirasi anggotanya untuk mengembangkan nilai-nilai pelayanan dari dalam hati. Sehingga anggota organisasipun dalam bekerja juga berpikir bagaimana bisa memberikan layanan terbaik, memberikan kontribusi terbaik melalui peran pekerjaannya dalam organisasinya. Karena setiap orang yang melayani dengan ikhlas berarti telah berpartisipasi menebar rahmat ke seluruh alam. Itulah tugas terhormat seorang pemimpin.

Menjadi pemimpin yang rendah hati memerlukan kesadaran kita untuk mau melakukan transformasi diri dengan mengubah pusat diri yang sebelumnya egoisme dan hawa nafsu, diganti dengan kebeningan hati nurani. SEMOGA BERMANFAAT !

*** Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan Penulis Buku “The Art of Life Revolution” dan Buku “Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani”, keduanya diterbitkan Elex Media Komputindo.

Jika Tuhan Mengingatkan Manusia

Oleh: Eko Jalu Santoso

Dikisahkan, seorang mandor bangunan yang sedang bekerja di sebuah gedung bertingkat, suatu ketika ia ingin menyampaikan pesan penting kepada tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya. Mandor ini berteriak-teriak memanggil seorang tukang bangunan yang sedang bekerja di lantai bawahnya, agar mau mendongak ke atas sehingga ia dapat menjatuhkan catatan pesan. Karena suara mesin-mesin dan pekerjaan yang bising, tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya tidak dapat mendengar panggilan dari sang Mandor. Meskipun sudah berusaha berteriak lebih keras lagi, usaha sang mandor tetaplah sia-sia saja.

Akhirnya untuk menarik perhatian, mandor ini mempunyai ide melemparkan koin uang logam yang ada di kantong celananya ke depan seorang tukang yang sedang bekerja di lantai bawahnya. Tukang yang bekerja dibawahnya begitu melihat koin uang di depannya, berhenti bekerja sejenak kemudian mengambil uang logam itu, lalu melanjutkan pekerjaannya kembali. Beberapa kali mandor itu mencoba melemparkan uang logam, tetapi tetap tidak berhasil membuat pekerja yang ada di bawahnya untuk mau mendongak keatas.

Tiba-tiba mandor itu mendapatkan ide lain, ia kemudian mengambil batu kecil yang ada di depannya dan melemparkannya tepat mengenai seorang pekerja yang ada dibawahnya. Karena merasa sakit kejatuhan batu, pekerja itu mendongak ke atas mencari siapa yang melempar batu itu. Kini sang mandor dapat menyampaikan pesan penting dengan menjatuhkan catatan pesan dan diterima oleh pekerja dilantai bawahnya.

Sahabat yang baik, untuk menarik perhatian kita manusia sebagai hambaNya, Allah seringkali menggunakan cara-cara yang menyenangkan, namun kadangkala juga dengan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan. Allah seringkali menjatuhkan “koin uang” atau memberikan kemudahan rejeki yang berlimpah, agar kita manusia mau mendongak keatas, mengingat-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya. Allah seringkali menjatuhkan “koin uang” berupa kesehatan, kesuksesan karier, keberhasilan agar kita mau menengadahkan wajah menyembah-Nya, mengakui kebesaran-Nya dan lebih banyak bersyukur atas rahmat-Nya. Tuhan seringkali memberikan begitu banyak berkat, rahmat dan kenikmatan setiap harinya kepada kita manusia, agar kita mau menengadah kepada-Nya dan bersyukur atas karunia-Nya. Namun, sayangnya seringkali hal-hal yang menyenangkan itu tidak cukup membuat kita manusia untuk mau mendongak keatas dan bersyukur atas rahmat-Nya. Seringkali berbagai rahmat dan berkah itu belum cukup membuat kita mau memberikan perhatian dengan lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya

Karena itu, kadang-kadang Tuhan juga menggunakan pengalaman-pengalaman menyakitkan, seperti kegagalan, rasa sakit, kemiskinan, kesulitan, musibah, bencana dan berbagai pengalaman menyakitkan lainnya untuk menarik perhatian manusia agar mau mendongak keatas mengingat-Nya. Pengalaman menyakitkan itu untuk menarik perhatian kita agar mau menengadahkan wajah kepada-Nya, mengakui kebesaran-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya. Dengan demikian, kesulitan dan pengalaman-pengalaman menyakitkan yang kadang kala diterima manusia, hendaknya diterima sebagai peringatan dari Tuhan untuk menarik perhatian kita. Hendaknya hal itu membuat kita semakin mempererat hubungan dengan Allah atau “habl min Allah.” Hendaknya hal itu mengajarkan kita untuk mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah. Hendaknya hal itu menyadarkan kita adalah makhluk-Nya yang sangat lemah dan tidak berdaya.

Seorang rekan saya yang dulunya jarang berolahraga, suatu ketika menjadi sangat rajin berolahraga dengan bersepeda. Ia membeli sebuah sepeda yang harganya cukup mahal, hampir sama dengan harga sebuah sepeda motor. Ketika bertemu dengannya, saya menyanyakan kepadanya mengapa sekarang menjadi begitu rajin berolahraga bersepeda dan membeli sepeda yang cukup mahal? Dia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu ia baru menjenguk seorang rekannya yang terkena penyakit jantung dan harus dirawat di rumah sakit. Rekannya ini harus menjalani operasi dan perawatan di RS yang menghabiskan biaya puluhan kali dari harga sebuah sepeda yang mahal sekalipun. Ia tahu rekannya ini karena begitu sibuknya dalam bekerja mengejar karier, sehingga melupakan kegiatan berolahraga. Inilah yang membuatnya sadar bahwa kita perlu bersyukur atas kesehatan yang diberikan Tuhan dan menjaganya dengan baik. Inilah contoh pribadi yang memiliki kecerdasan hati sehingga tidak perlu menunggu Tuhan menjatuhkan “batu” kepada kita untuk mau bersyukur atas rahmat yang diberikannya.

Sahabat yang baik, sudah begitu banyaknya rahmat dan berkah Allah senantiasa mengalir setiap detiknya kepada kita semua manusia. Seperti memiliki pekerjaan yang baik, memiliki kesehatan yang kita rasakan, memiliki kedua mata untuk melihat dunia, kedua kaki yang menopang tubuh kita, kelengkapan panca indra yang sempurna, mendapatkan rejeki yang kita nikmati setiap hari, keluarga yang bahagia dan lain sebagainya. Semua itu sesungguhnya adalah rahmat dan berkah dari Allah SWT yang tak ternilai harganya. Sudahkah hal itu menjadikan kita selalu menengadahkan wajah kepada-Nya, mengingat-Nya dan bersyukur atas rahmat-Nya ? Ataukah hal itu belum menarik perhatian kita, sehingga menunggu Allah menjatuhkan “batu” kepada kita ?.

SEMOGA BERMANFAT !

***Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan Penulis Buku “The Art of Life Revolution” dan Buku “Heart Revolution: Revolusi Hati Nurani Menuju Kehidupan Penuh Potensi” keduanya diterbitkan Elex Media Komputindo.

Sesuatu Tidak Selalu Nampak Sebagaimana Adanya

Oleh: Eko Jalu Santoso

Ada sebuah kisah tentang dua malaikat yang sedang menyamar menjadi manusia biasa. Yang satu menyamar sebagai seorang lelaki muda dan satunya lagi menjadi lelaki yang lebih tua. Suatu hari ia berkunjung ke sebuah keluarga kaya raya yang tinggal di suatu kota dan mengutarakan niatnya untuk menginap satu malam di rumah ini sebelum melanjutkan perjalananya. Tuan rumah yang kaya raya ini menyambut kedua tamunya dengan kurang ramah dan penuh curiga. Kemudian keduanya ditempatkan menginap di sebuah kamar yang sempit yang letaknya di belakang rumah. Ketika hendak tidur, malaikat yang menyamar menjadi orang yang lebih tua melihat dinding kamar yang retak dan berlubang, kemudian ia memperbaikinya. Dalam sekejap dinding itu menjadi nampak rapi dan tidak ada retakan lagi.

Ketika malaikat yang menyamar menjadi orang muda bertanya kepada yang lebih tua, “mengapa engkau memperbaiki dinding yang retak ini ?”. Orang yang lebih tua menjawab, “Sesuatu Tidak Selalu Nampak Sebagaimana Adanya”.

Esok harinya keduanya melanjutkan perjalanan dan berkunjung ke sebuah keluarga petani miskin yang tinggal di sebuah desa. Mengetahui kedua orang tamunya sedang dalam perjalanan dan membutuhkan tempat untuk menginap, kedua suami istri petani miskin ini menyambutnya dengan ramah. Kemudian sang istri menyiapkan makanan dan berbagi sedikit makanan yang dimilikinya dengan kedua orang tamunya. Ketika hendak tidur, kedua petani miskin ini mempersilahkan kedua orang tamunya untuk tidur di atas ranjangnya dan ia sendiri memilih tidur di tikar di tempat lainnya. Ketika bangun pagi, malaikat yang menyamar menjadi lelaki muda melihat kedua orang suami istri petani ini sedang menangis sedih, karena mendapati seekor sapi miliknya terbujur mati dikandangnya. Sapi ini adalah satu-satunya harta yang sangat berharga bagi petani ini.

Malaikat yang menyamar menjadi orang yang lebih muda bertanya kepada yang lebih tua, “mengapa engkau tidak membantu kedua petani ini dan membiarkan sapinya mati ?. Ketika berada di keluarga kaya raya yang kurang ramah dan tidak mau berbagi, engkau membantu menutup dinding rumahnya yang retak. Tetapi kini dengan dua orang petani yang miskin, tetapi sangat ramah dan mau berbagi meskipun kekurangan, engkau malah tidak membantu agar sapinya tidak mati ?”. Malaikat yang menjadi lelaki lebih tua sekali lagi menjawab, “Sesuatu Tidak Selalu Kelihatan Sebagaimana Adanya”.

Kemudian malaikat yang menyamar menjadi lelaki tua menjelaskan kepada yang muda, “ketika berada di rumah keluarga kaya raya tetapi tidak ramah dan tidak mau berbagi, aku melihat di dalam dinding yang retak itu ada tersimpan harta emas. Maka aku menutupnya dengan rapi agar ia tidak dapat menemukannya. Sedangkan tadi malam ketika kita tidur di ranjang kedua petani miskin ini, malaikat maut datang dan hendak mencabut nyawa istri petani ini. Lalu aku memohon kepaa Allah, agar tidak mencabut nyawa istri petani yang ramah dan sedang berbagi ini, kemudian sebagai gantinya ditukarlah dengan nyawa seeokor sapi miliknya.”

Sahabat yang baik, sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Seringkali kita menerima keadaan yang datang kepada kita, sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka banyaklah bersyukurlah kepada Tuhan. Namun tidak jarang kita menerima keadaan yang datang kepada kita, tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kalau demikian adanya, maka janganlah berprasangka negatif atau berprasangka tidak baik lebih dahulu. Kadangkala apa yang kita harapkan dan apa yang kitainginkan, belum tentu yang terbaik menurut Tuhan. Kadangkala apa yang tidak baik menurut kita, belum tentu tidak baik menurut Tuhan. Maka serahkanlah segala sesuatunya hanya kepada Tuhan, karena kita tidak selalu dapat melihat sesuatu sebagaimana kelihatannya.

Berlakulah baik, senanglah berbagi dengan sesama dan banyaklah bersyukur atas rahmat-Nya. Ketika kita sudah merasa melakukan sesuatu dengan benar, melakukan usaha dengan keras, melakukan ikhtiar dengan cerdas, senang berbagi dengan sesama dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita untuk meraih apa yang kita cita-citakan, maka sisanya serahkanlah kepada Tuhan. Percayakanlah segala hasil akhir dari usaha yang kita lakukan hanya kepada Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita. Ketika keadaan yang datang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka yakinlah bahwa sesuatu tidak selalu nampak sebagaimana adanya. Temukanlah himah dibalik setiap keadan yang datang kepada kita. [EJS]. SEMOGA BERMANFAAT !

Salam Motivasi Sukses Mulia,

***Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia, dan Penulis Buku “The Art of Life Revolution dan Buku “Heart Revolution, Diterbitkan Elex Media Komputindo.